Dr. Emma J. Stevenson dan rekan-rekannya dari University of Nottingham, Inggris mencoba menilai tingkat oksidasi lemak setelah olah raga dari 8 wanita sehat yang tidak sedang berdiet setelah mereka sarapan baik dengan makanan dengan glycemic index yang rendah maupun yang tinggi.
Tiap jenis sarapan memiliki jumlah karbohidrat, protein, dan lemak yang sama. Bedanya, sarapan dengan glycemic index rendah yang berasal dari muesli dan susu, yoghurt, persik kalengan, dan sedikit jus apel mengandung 3,5 gram serat. Sedangkan sarapan dengan glycemic index tinggi yang berasal dari susu dan cornflake, roti putih dan selai, minuman karbonasi yang mengandung glukosa hanya mengandung 1,5 gram serat.
Setelah sarapan dengan salah satu jenis menu tadi, 3 jam kemudian para wanita tersebut melakukan olah raga berupa jalan kaki selama 60 menit.
Dilaporkan, tingkat oksidasi lemak per jam selama olah raga adalah sebesar 7,4 gram setelah mengkonsumsi sarapan dengan glycemic index yang rendah. Para wanita ini juga melaporkan bahwa mereka merasa lebih kenyang pada hari mereka mengkonsumsi sarapan ini. Sementara itu, total oksidasi lemak setelah mengkonsumsi sarapan dengan glycemic index yang tinggi hanyalah sebesar 3,7 gram.
Para peneliti ini menambahkan, apabila hasil penelitian ini sudah dikonfirmasi oleh penelitian yang lebih besar maka akan dapat menjadi implikasi yang penting dalam manajemen berat badan.
Breakfast may alter fat burning during exercisePerhatian:
Dibebaskan menyalin sebagian ataupun keseluruhan isi blog ini demi kepentingan pendidikan kesehatan bagi masyarakat umum dengan ketentuan mencantumkan alamat link blog ini sebagai sumbernya.Apabila Anda ingin berlangganan berita terbaru dari Gigi Sehat Badan Sehat, daftarkanlah alamat email Anda dengan meng-klik kata berlangganan:
Berlangganan.
Berita terbaru dari Gigi Sehat Badan Sehat akan langsung dikirimkan ke email Anda.
Kembali ke halaman utama