- Hampir seluruh bagian pulpa dikelilingi oleh jaringan keras, sehingga membatasi pulpa untuk membengkak dan hal ini mengakibatkan terbatasinya kemampuan pulpa untuk mentolerir edema.
- Pulpa hampir tidak memiliki sistem sirkulasi kolateral sehingga mengurangi kemampuannya dalam menghadapi bakteri, jaringan nekrotik, dan inflamasi.
- Pulpa mengandung sel unik yaitu odontoblas. Pulpa dapat membentuk jaringan keras berupa dentin reparatif untuk melindungi dirinya dari cedera.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pulpa yang cedera dapat pulih kembali, namun derajat cedera dimana pulpa masih dapat pulih kembali ini masih belum diketahui.
Pada pulpitis reversible, inflamasi biasanya terlokalisir pada daerah di bawah tubulus dentin yang terpapar iritan. Apabila iritan dihilangkan, maka proses inflamasi reaktif ini pun akan hilang. Pada pulpitis reversible, belum terjadi penetrasi bakteri ke dalam jaringan pulpa.
Pada pulpitis irreversible pulpa telah mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi. Sudah ada keterlibatan dari bakteri yang berpenetrasi ke dalam pulpa. Infeksi dari bakteri ini akan berkembang menjadi mikroabses yang akan berlanjut menjadi nekrosis.
Pada proses inflamasi ini, terjadi vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskular pembuluh darah. Cairan yang keluar dari pembuluh darah akan berakumulasi di daerah interstitial pulpa. Namun, karena pulpa hampir seluruhnya dikelilingi oleh jaringan keras maka tekanan di dalam ruang pulpa akan meningkat. Peningkatan tekanan ini akan menyebabkan gangguan pada proses mikrosirkulasi lokal. Ketika tekanan tersebut lebih besar dari pada tekanan venous, maka vein akan kolaps. Darah pun akan mengalir dari daerah bertekanan tinggi ini ke daerah yang bertekanan rendah.
Tekanan yang terus menerus ini akan menyebabkan terjadinya compromise circulation, darah baru terhambat masuk ke daerah tersebut. Pada jaringan sehat, terhambatnya aliran darah tidak terlalu berakibat fatal. Namun pada jaringan yang sedang mengalami peradangan, compromise circulation akan menyebabkan terakumulasinya iritan seperti injurious enzym, faktor-faktor kemotoksik, dan toksin bakteri.
Dengan bertambahnya proses inflamasi, jaringan pulpa akan terus mengalami disintegrasi di bagian tengahnya membentuk regio liquefaction necrosis yang akan terus bertambah. Karena kurangnya sistem sirkulasi kolateral dan dinding dentin yang mengelilingi pulpa, maka tidak cukup drainase dari cairan inflamasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan jaringan yang terlokalisir, yang menyebabkan proses kerusakan akan semakin berkembang sampai keseluruhan jaringan pulpa mengalami nekrosis.
Perkembangan dari liquefaction necrosis bervariasi, dimana kecepatannya berhubungan dengan kemampuan jaringan untuk mendrainase atau menyerap cairan inflamasi untuk mengurangi tekanan intrapulpa.
Source: Ingle, J.I.; and L.K. Bakland. 2002. Endodontics. Ontario: Elsevier.Perhatian:
Dibebaskan menyalin sebagian ataupun keseluruhan isi blog ini demi kepentingan pendidikan kesehatan bagi masyarakat umum dengan ketentuan mencantumkan alamat link blog ini sebagai sumbernya.Apabila Anda ingin berlangganan berita terbaru dari Gigi Sehat Badan Sehat, daftarkanlah alamat email Anda dengan meng-klik kata berlangganan:
Berlangganan.
Berita terbaru dari Gigi Sehat Badan Sehat akan langsung dikirimkan ke email Anda.
Kembali ke halaman utama